Materi kuliah ARI AZHARI dalam Prodi Agribisnis Peternakan (Kon Kesehatan Hewan) D 3 Fakultas Peternakan UNIVERSITAS MATARAM
Silabus
Mempelajari, mendalami serta menerapkan cara-cara pendugaan prestasi
produksi (kinerja reproduksi) seekor ternak dengan mengamati secara visual (eksterior) tubuh ternak.
Di dalam upaya peningkatan
produktivitas ternak lewat perbaikan mutu genetic, dapat ditempuh dengan
seleksi, baik dengan bantuan data produksi maupun lewat pendugaan-pendugaan
prestasi produksi dengan pengamatan tubuh dari luar (eksterior).
A.
Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Ilmu Tilik Ternak (ITT) atau Eksterior adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara-cara
pendugaan prestasi produksi (kinerja) seekor ternak dengan pengamatan secara
visual tubuh ternak (eksterior)
sesuai dengan tujuan pemeliharaan.
Alokasi
Pertemuan
No.urut
|
Pokok
Bahasan
|
Jumlah Pertemuan
|
1.
|
Pendahuluan
|
1 kali
|
2.
|
Morfologi,
konstitusi tubuh ternak
|
1 kali
|
3
|
Kondisi
tubuh ternak, temperamen ternak, tingkat kemurnian bangsa
|
1 kali
|
4
|
Bangsa,
breed ternak besar
|
2 kali
|
5
|
Bangsa,
breed ternak kecil
|
2 kali
|
6
|
Bangsa, breed
ternak unggas
|
2 kali
|
7
|
Ukuran vital
tubuh ternak
|
2 kali
|
8
|
Pendugaan
umur ternak
|
2 kali
|
9
|
Penialaian
ternak (judging)
|
2 kali
|
10
|
ALPU
|
1 kali
|
B. Kegunaan
dan Relevansi
Peningkatan produkivitas ternak dapat
diupayakan antara lain lewat perbaikan mutu genetic ternak. Perbaikan mutu genetic ternak dapat dilakukan dengan pemasangan perkawinan
serta program seleksi yang teratur.
Seleksi ternak di samping menggunakan
catatan data produksi, juga sangat diperlukan pengamatan secara visual tubuh ternak (eksterior) untuk menduga prestasi
produksi.
C.
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
1.
Mahasiswa mengetahui batasan/definisi Ilmu Tilik Ternak.
2. Mahasiswa mengetahui cara-cara melakukan penilaian/judging ternak
3. Mahasiswa mengetahui berbagai bangsa ternak/breed ternak
4. Mahasiswa mengetahui cara-cara menduga umur ternak.
5. Mahasiswa mengetahui cara-cara mengukur bagian-bagian
tubuh yang vital pada
ternak.
6. Mahasiswa mengetahui cara-cara menduga prestasi produksi
(kinerja) seekor
ternak melalui judging ternak.
Pokok Bahasan : PENDAHULUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
a. Mengetahui tentang Ilmu Tilik Ternak
b. Mengetahui
kegunaan Ilmu Tilik Ternak.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
a. Mampu
menjelaskan Ilmu Tilik Ternak
b. Mampu
menjelaskan kegunaan Ilmu Tilik Ternak
3. Uraian Materi
Ilmu Tilik
Ternak sering pula dinamakan Ilmu Eksterior
atau juga terkenal dengan Animal Judging.
Batasan atau definisi Ilmu TilikTernak adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
pendugaan prestasi produksi (kinerja) seekor ternak dengan cara mengamati
bagian-bagian tubuh luar (eksterior).
Pengamatan
dilakukan pada saat ternak sedang berdiri tegak di atas tanah/lantai yang
datar, ke empat kaki dalam posisi tegak serta kuku berada pada ke empat titik
sudut empat persegi panjang (parallelogram),
selain itu pengamatan juga dilakukan pada saat ternak sedang berjalan lurus,
membelok untuk mengenali apakah terdapat kelainan-kelainan pada tubuhnya
(cacat-cacat) tubuh. Cacat tubuh yang dapat muncul antara lain :
a. Pincang salah satu anggota gerak.
b. Terdapat luka-luka badan/kulit.
c. Terdapat cacat-cacat warna standar tertentu.
Dalam posisi
berdiri ternak sedapat mungkin berada dalam posisi normal, yaitu jarak antara
kuku kaki depan kanan-kiri harus sejauh 1 kuku. Sedang apabila posisi tidak
normal maka dapat disebut :
1. Posisi kaki huruf O (pengkor luar).
2. Posisi kaki huruf X (pengkor dalam).
Bersamaan
pengamatan keadaan tubuh ternak, sekaligus diperiksa pada cara pernafasan,
dilakukan palpasi (rabaan) pada kulit, dicari luka-luka badan/kulit.
Cacat-cacat warna standard pada seluruh tubuh akan dapat memberi kesimpulan
bahwa ternak tersebut dalam kondisi tergolong bukan bangsa/breed murni, bangsa
silangan ataupun justru bangsa lokal.
Kegunaan/aplikasi tilik ternak :
1. Untuk menyeleksi/memilih ternak yang tergolong superior
(unggul) atau baik,
sebagai ternak
calon pengganti induk/pejantan atau replacement.
2. Untuk melakukan pendugaan umur, sehubungan kebutuhan
seleksi ternak
maupun keperluan
menentukan/dosis obat dalam menangani ternak yang sedang
sakit.
3. Untuk sedapat mungkin mencegah penipuan dalam transaksi jual
beli ternak,
sebab banyak
terjadi usaha-usaha melakukan pemalsuan umur ternak demi
mengejar tingginya
harga ternak.
4. Untuk menemukan terdapat tidaknya cacat-cacat tersembunyi
pada tubuh ternak.
Apabila terdapat
cacat tersembunyi hal ini dapat mengakhibatkan batalnya proses
jual beli ternak.
5. Untuk prasyarat pelaksanaan kontes ternak/domba, dalam
hal mempersiapkan
dan melengkapi
data ukuran bagian-bagian tubuh yang vital seekor ternak.
6. Khusus untuk ternak/hewan yang dipelihara sebagai
hoby/kesayangan, tilik
ternak akan dapat
mempengaruhi harga ternak.
Latihan-latihan :
1. Sebutkan tentang definisi Ilmu Tilik Ternak.
2. Apakah syarat-syarat yang diperlukan untuk melakukan
pengamatan ternak.
3. Apakah manfaat aplikasi Ilmu Tilik Ternak.
Rangkuman singkat :
Ilmu Tilik
Ternak adalah merupakan alat bantu dalam melaksanakan program seleksi ternak di
dalam rangka perbaikan mutu genetic sekelompok ternak.
Pokok Bahasan : MORPHOLOGI TUBUH TERNAK
1. Tujuan Instruksional Umum
(TIU)
a. Mengetahui
maksud morfologi tubuh ternak.
b. Mengetahui
manfaat morphologi tubuh ternak.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :
a. Mampu
menjelaskan manfaat morphologi.
b. Mampu
menjelaskan maksud morphologi.
3. Uraian materi :
Morpohologi
tubuh adalah bentuk secara umum seekor ternak dikaitkan dengan tujuan
pemeliharaan ternak. Contoh untuk ternak perah, bentuk umumnya harus segi tiga
dilihat dari samping. Sedang untuk ternak daging, bentuk umumnya harus segi
empat dilihat dari samping. Untuk ternak dual
purpose (dwiguna) yaitu merupakan ternak perah dan daging, maka morphologi
tubuh merupakan bentuk kombinasi antara segi tiga dan segi empat.
4. Latihan-latihan
a. Sebutkan beberapa bentuk morphologi tubuh ternak sesuai
dengan tujuan
b. Apakah manfaat-manfaat yang dapat diharapkan dengan
pertimbangan bentuk
morphologi yang
berbeda-beda.
5. Rangkuman singkat :
Berdasarkan tujuan
pemeliharaan, maka ternak dibedakan atas beberapa tipe, yaitu:
a. Tipe perah.
b. Tipe daging.
c. Tipe petelur.
d. Tipe kerja.
e. Kombinasi berbagai
tipe.
Pokok bahasan : KONSTITUSI TUBUH TERNAK
1. TIU (Tujuan Instruksional Umum) :
a. Mengetahui
maksud konstitusi tubuh ternak.
b. Mengetahui
manfaat konstitusi tubuh ternak.
2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)
a. Mampu
menjelaskan maksud konstitusi tubuh.
b. Mampu
menjelaskan manfaat konstitusi tubuh.
3. Uraian materi :
Konstitusi tubuh adalah hubungan
antara bagian-bagian tubuh yang satu dengan bagian-bagian yang lainnya. Hal ini
harus dapat memberikan gambaran yang harmonis, agar supaya dapat menunjukkan
prestasi produksi yang optimal. Contoh untuk ternak sapi perah, antara
garis punggung dan pangkal ekor hendaknya merupakan garis punggung yang cembung
maupun cekung akan menunjukkan ternak yang bersangkutan tidak mampu berproduksi
secara maksimal atau justru ternak tersebut lemah.
Latiahan-latihan :
a. Jelaskan yang dimaksud dengan konstitusi tubuh ternak
yang harmonis.
b. Apakah maanfaat dari pada keharmonisan tubuh seekor
ternak.
5. Rangkuman singkat :
Seekor ternak
yang memiliki kemampuan untuk berproduksi secara maksimal harus memiliki
konstitusi tubuh yang ideal, yaitu harmonisnya hubungan bagian-bagian ternak.
Pokok Bahasan : KONDISI TUBUH TERNAK
1. TIU (Tujuan Instruksional Umum)
a. Mengetahui
maksud kondisi tubuh ternak.
b. Mengetahui
manfaat kondisi tubuh ternak.
2.Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
a. Mampu
menjelaskan maksud kondisi ternak.
b. Mampu
menjelaskan manfaat kondisi ternak.
3. Uraian materi :
Yang dimaksud
dengan kondisi tubuh ternak adalah menyangkut :
a. Gemuk (penuh dengan daging)
b. Sedang
c. Kurus (sedikit sekali dagingnya).
Selain
kondisi di dalam pengertian banyak atau sedikitnya daging, juga menyangkut ada
tidaknya penyakit yang sedang diderita atau cacat-cacat tubuh baik cacat
genetic maupun cacat yang bersifat mekanik.
a. Cacat genetic adalah cacat yang terjadi akhibat faktor
genetic, misalnya testes
hanya satu (monorchidis).
b. Cacat mekanik adalah cacat tubuh yang disebabkan karena
faktor luar, antara
lain akhibat
jatuh, kanibalisme antara sesama ternak, misal : kaki pincang, kulit
luka.
4. Latihan-latihan :
1. Jelaskan maksud kondisi ternak itu.
2. Apakah maksud kondisi ternak di dalam usaha peternakan.
5. Rangkuman singkat :
Kondisi tubuh ternak sangat berpengaruh secara
langsung terhadap kemampuan untuk berproduksi secara maksimal. Bagi ternak yang
kurus, lebih-lebih yang sedang diduga menderita suatu penyakit tertentu, maka
ternak tersebut tidak akan mampu berproduksi secara maksimal.
Pokok Bahasan : TEMPERAMEN TERNAK
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) :
a. Mengetahui
maksud temperament seekor ternak.
b. Mengetahui
manfaat dari pada temperament seekor ternak.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
a. Mampu
menjelaskan apa yang dimaksud dengan temperament seekor ternak.
b. Mampu
menjelaskan beberapa manfaat dari temperament seekor hewan.
3. Uraian Materi :
Yang dimaksud dengan temperament
seekor ternak adalah sikap atau perangai dan tingkah laku alami seekor ternak,
sekaligus menyangkut juga kemungkinan ada tidaknya penyakit atau cacat tubuh
yang terdapat pada seekor ternak. Terdapat beberapa perbedaan
temperament pada beberapa bangsa/breed ternak yang berbeda, misal : temperament
sapi bangsa Inggris (British Breed)
akan berbeda dengan sapi bangsa India (Indian
Breed). Perbedaan temperament akan menyebabkan perbedaan pula di dalam
pengelolaan ternak-ternak tersebut supaya ternak mampu memberikan produksi
secara maksimal. Ayam-ayam import atau Ras akan berbeda apabila dibandingkan
dengan temperamentnya ayam kampung/bukan Ras (Buras), sehingga manajemen
penangananya harus dibedakan agar supaya dapat memberikan produksi yang
maksimal.
4. Latihan-latihan :
a. Jelaskan yang dimaksud dengan temperament seekor ternak.
b. Manfaat-manfaat apa yang dapat diperoleh dengan mengenal
berbagai
temperament seekor
ternak.
5. Rangkuman singkat :
Pengelolaan/managemen terhadap
ternak-ternak tidak boleh mengabaikan tingkah laku atau temperament ternaknya.
Ternak akan mampu memberikan produksi secara maksimal apabila ternak merasa diperlakukan
secara alami/lestari sesuai di alam bebasnya.
Pokok Bahasan :
TINGKAT KEMURNIAN BANGSA
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
a. Mengetahui apa
yang maksud dengan tingkat kemurnian bangsa ternak.
b. Mengetahui
tentang manfaat tingkat kemurnian bangsa ternak.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
a. Mampu
menjelaskan tentang tingkat kemurnian bangsa.
b. Mampu
menjelaskan manfaat dari pada tingkat kemurnian bangsa ternak.
3. Uraian Materi :
Tingkat
kemurnian bangsa ternak akan dapat dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan di dalam menduga kemampuan berproduksi
ternak. Pada sekelompok ternak yang tergolong bangsa murni (pure breed) akan mampu berproduksi
secara maksimal apabila dikelola secara memadai, sedang untuk kelompok ternak
yang tingkat kemurnian bangsanya rendah (sering disebut peranakan/turunan) akan
berproduksi lebih rendah apabila dibandingkan dengan kelompok ternak yang
tergolong bangsa murni (pure breed).
4. Latihan-latihan :
a. Apakah syarat-syarat ternak tergolong dalam suatu bangsa.
b. Apakah beda antara :
- Bangsa
murni (pure breed ).
- Bangsa
silangan (crossbreed).
- Bangsa
local (local breed).
5. Rangkuman singkat :
Tingkat
kemurnian bangsa akan dapat dipergunakan untuk melakukan pendugaan mengenai
kemampuan ternak tersebut berproduksi secara maksimal. Akan terjadi perbedaan
kemampuan untuk berproduksi antar ternak tergolong bangsa murni, bangsa
silangan serta bangsa local.
Perkecualian
pada kasus heterosis, dimana produksi ternak silangan justru lebih tinggi dari
pada bangsa murninya.
Pokok Bahhasan : Bangsa Ternak besar.
1. TIU (TIU)
a. Mengetahui tentang maksud bangsa ternak besar.
b. Mengetahui manfaat tentang bangsa ternak besar.
2. TIK (TIK).
a. Mampu menjelaskan tentang bangsa ternak besar.
b. Mampu menjelaskan tentang manfaat bangsa ternak besar.
3. Uraian Materi :
Yang
tergolong dalam bangsa ternak besar adalah meliputi bertururt-turut : sapi
potong, sapi perah, ternak kerbau serta ternak kuda.
A. Bangsa Sapi Potong
Di dalam sistematika, ternak sapi memiliki urutan sebagai
berikut :
Phylum :
Chordata
Sub Phylum :
Vertebrata
Class :
Mammalia
Ordo :
Artiodactyla
Sub Ordo :
Ruminansia
Familia :
Bovidae
Sub Familia :
Bovinae
Genus :
Bos
Spesies :
Bos sondaicus
Bos indicus
Bos Taurus
Bangsa-bangsa sapi potong Import :
a. Bangsa sapi Inggris (British
Breed) misal :
1. Sapi Hereford
2. Sapi Shorthorn
3. Sapi Aberdeen Angus
Sifat-sifat umum :
1. Tergolong pandai merumput
2. Postur tubuh tergolong sedang
3. Pubertas (dewasa kelamin) : cepat
4. % karkas : sedang s/d tinggi
5. Kemampuan mengasuh anak : sedang (mothering ability)
6. Pandai untuk bekerja
7. Bobot betina dewasa : 400 – 550 kg
8. Tanduk : bertanduk, terdapat pula yang tidak bertanduk.
b. Bangsa-bangsa sapi Eropa (European Breed)
misal :
1. Sapi Simmental
2. Sapi Charolais
3. Sapi Limousine
Sifat-sifat umum :
1. Tergolong pandai
merumput.
2. Postur/besar kecil
tubuh : tergolong besar
3. Pubertas (dewasa
kelamin) : cepat
4. % karkas :
sedang/tinggi
5. Kemampuan mengasuh
anak : sedang (mothering ability)
6. Pandai untuk
bekerja
7. Resistensi
terhadap penyakit rendah
8. Rata-rata
pertambahan berat (Average Daily Gain =
ADG) tinggi
c. Bangsa sapi
India (Indian Breed) misal :
1. Sapi Ongole
2. Sapi Kankrey
3. Sapi Sahiwal
Sifat-sifat umum :
1. Tergolong pandai
merumput
2. Postur/besar kecil tubuh : tergolong sedang
3. Pubertas (dewasa
tubuh) : lambat
4. % karkas : sedang
5. Kemampuan mengasuh
anak (mothering ability) : rendah s/d
sedang
6. Pandai untuk
bekerja.
7. Resistensi
terhadap penyakit(mothering ability)
: rendah s/d tinggi.
8. Rata-rata
pertambahan berat (Average Daily Gain =
ADG) : rendah.
Ciri-ciri Bangsa
sapi potong
I. Bangsa Murni (Pure
breed)
I. a. Sapi Hereford :
1. Asal-usul : Hereford shire, Inggris
2. Warna bulu penutup : merah
3. Warna putih pada bagian depan kepala (sifat dominan) :
- garis perut
- karpus dan
tarsus ke bawah
- kipas ekor
4. Bobot jantan dewasa : 550 – 700 kg
5. Bobot betina dewasa : 400 – 550 kg
6. Tanduk : bertanduk, terdapat pula yang tidak bertanduk.
I.b. Sapi Shorthorn :
1. Asal-usul : Northumberland, Inggris.
2. Warna bulu penutup : merah chery s/d merah tua.
3. Kipas ekor : warna merah tua.
4. Bobot jantan dewasa : 2.200 – 2.800 pounds.
5. Bobot betina dewasa : 1.700 – 2.200 pounds.
6. Tanduk : - tanduk pendek,
- tanduk panjang (long hart),
- tak
bertanduk (polled),
I.c. Sapi Aberden Angus (Anggus) :
1. Asal-usul : Aberden dan Anggus, Inggris.
2. Warna bulu penutup : hitam pekat.
3. Kipas ekor : hitam
4. Tanduk : tak bertanduk (polled),
5. ADG : + 1,20 Kg/hari.
I.d. Sapi Charolais :
1. Asal-ususl : Charolais, Perancis.
2. Warna bulu penutup : putih perak
3. Kipas ekor : putih
4. Bobot jantan dewasa : 2.200 – 2.800 pounds
5. Tanduk : bertanduk
6. ADG : + 1,6 kg/hr.
I.e. Sapi Simmental :
1. Asal-usul : Switzerland, Swiss
2. Warna bulu penutup : merah chery (merah talok/Jawa)
3. Warna putih pada bagian kepala dan kipas ekor.
4. Tanduk : bertanduk
5. ADG : + 1,08 Kg/hr.
II. BANGSA SILANGAN (CROSS BREED)
II.a. Sapi Santa Gertrudis :
1. Asal-usul : Texas, Amerika Serikat.
2. Warna bulu penutup : merah chery (talok/Jawa)
3. Kipas ekor : merah
4. Gelambir : panjang berlipat-lipat
5. Kelasa/punuk : kecil bentuknya.
6. Tanduk : bertanduk.
7. Komposisi darah : 5/8 sapi Hereford, 3/8 sapi Brahman.
II.b. Australian Commercial Cross (ACC) :
1. Asal-usul : Australia.
2. Warna bulu penutup : sangat bervariasi.
3. Kipas ekor : rata-rata hitam
4. Gelambir : panjang berlipat.
5. Kelasa/punok : medium/sedang.
6. Tanduk : bertanduk.
7. Komposisi darah : ¼ sapi Hereford, ¼ sapi shorthorn, 2/4
sapi Brahman.
8. Sebutan lain : sapi Brahman Cross (BX).
B. BANGSA SAPI PERAH
I. BANGSA MURNI (PURE BREED).
I.a. Sapi Holstein :
1. Synonim : - Friesian, Fries Holland (FH), Friesian
Holstein (FH)
2. Asal-usul : Friesland, Holland/Belanda.
3. Warna bulu penutup : hitam polos, putih polos, belang
hitam-putih.
4. Kipas ekor : warna
putih.
5. Belang hitam putih : dengan batas warna yang jelas/tegas.
6. Postur tubuh : sedang s/d besar
7. Bentuk kepala : panjang, sempit, dan lurus.
8. Cacat warna : -
warna hitam pada kipas ekor,
-
warna putih pada tarsus dan karpus ke bawah.
9. Temperament (perangai) : tenang/jinak pada yang betina.
10. Bobot jantan dewasa : + 810 kg/ekor
11. Bobot betina dewsa : + 550 kg/ekor
12. Temperament pejantan : ganas/galak
13. Produksi susu : + 6.400 kg/laktasi
I,b. Sapi Jersey :
1. Asal-usul : Pulau Jersey, Inggris
2. Warna bulu penutup : bervariasi :
- coklat muda,
- kuning
kehitam-hitaman,
- merah muda
3. Kipas ekor : warna putih, terdapat pula yang berwarna
hitam
4. Moncong/mulut : warna hitam
5. Postur tubuh : kecil s/d sedang
6. Bobot jantan dewasa : + 780 kg/ekor
7. Bobot betina dewasa : + 450 kg/ekor
8. Temperament : - jinak/tenang pada yang betina
- ganas/galak pada yang jantan
9. Produksi susu : + 4.500 kg/laktasi
I.c. Sapi Guernsey :
1. Asal-usul : pulau Guernsey, Inggris
2. Warna bulu penutup : kuning muda
3. Warna putih pada : - dahi, - keempat kaki, - kipas ekor
4. Postur tubuh : sedang
5. Bobot jantan dewasa : 780 kg/ekor
6. Bobot betina dewasa : 470 kg/ekor
7. Temperament : - jinak/tenang pada yang betina
- galak/ganas pada yang jantan
8. Produksi susu : 4.800 kg/laktasi
I.d. Sapi Brown Swiss :
1. Asal-usul : Switzerland, Swiss
2. Warna bulu penutup : coklat terang/muda s/d coklat
gelap/tua
3. Kipas ekor : warna hitam
4. Postur tubuh : sedang
5. Bobot jantan dewasa : + 980 kg/ekor
6. Bobot betina dewasa : + 620 kg/ekor
7. Produksi susu : 5.400 kg/laktasi
I. e. Sapi Ayrshire
1. Asal-usul : Ayrshire, Scotlandia
2. Warna bulu penutup : merah bervariasi, kadang-kadang
terang/muda, atau
merah tua
3. Kipas ekor : warna hitam
4. Postur tubuh : sedang
5. Bobot jantan dewasa : + 1200 kg/ekor
6. Bobot betina dewasa : + 550 kg/ekor
7. Produksi susu : + 5.300 kg/laktasi
I.f. Milking Shorhorn :
1. Asal-usul : Durham, Inggris
2. Warna bulu penutup : merah dan putih
3. Kipas ekor : putih
4. Postur tubuh : sedang
5. Bobot jantan dewasa : + 1000 kg/ekor
6. Bobot betina dewasa : + 800 kg/ekor
7. Produksi susu : + 4.700 kg/laktasi
II. BANGSA SAPI PERAH DAERAH TROPIK
II.a. Sapi Red Sindhi :
1. Asal-usul : Karachi dan Hyderabad, India
2. Warna bulu penutup : merah gelap/tua
3. Kipas ekor : hitam
4. Ukuran kelasa : sedang
5. Postur tubuh : kecil s/d sedang
6. Bobot jantan dewasa : + 460 kg/ekor
7. Bobot betina dewasa : + 350 kg/ekor
8. Produksi susu : + 2000 kg/laktasi
II.b. Sapi Sahiwal :
1. Asal-usul : Punjab dan Montgomery, Pakistan
2. Warna bulu penutup : sawo matang/coklat
3. Kipas ekor : hitam
4. Ukuran kelasa : sedang
5. Postur tubuh : kecil s/d sedang
6. Bobot jantan dewasa : + 550 kg/ekor
7. Bobot betina dewasa : + 400 kg/ekor
8. Produksi susu : + 3500 kg/laktasi
II.c. Sapi Ongole :
1. Asal-usul : Ongole (Madras), India
2. Warna bulu penutup : putih abu-abu
3. Kipas ekor : hitam
4. Ukuran kelasa : sedang s/d besar
5. Postur tubuh : sedang
6. Bobot jantan dewasa : + 650 kg/ekor
7. Bobot betina dewasa : + 500 kg/ekor
8. Produksi susu : + 1.300 kg/laktasi
III. BANGSA SILANGAN SAPI PERAH
III.a. Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH)
1. Asal-usul : Cisarua dan Klaten, Indonesia
2. Warna bulu penutup : belang hitam putih
3. Kipas ekor : putih
4. Warna putih pada bagian depan kepala (dahi)
5. Bentuk tanduk : pada yang jantan disebut “tanduk matador”
6. Batas warna hitam dengan warna putih : kurang tegas
(transparent)
7. Temperament :
- jinak/tenang pada yang betina
- galak/ganas pada yang jantan
8. Produksi susu : + 2.000 lt/laktasi
III. b. Sapi Australian Milking Zebu (AMZ)
1. Asal-usul : Australian di CSIRO
(Commonwealth Scientific Industrial Research
Organization)
2. Warna bulu penutup : Coklat kekuning-kuningan
3. Kipas ekor : hitam
4. Bobot jantan dewasa :
+ 550 kg/ekor
5. Bobot betina dewasa : + 400 kg/ekor
6. Produksi susu : + 1.400 kg/laktasi
III.c. Sapi Australian Friesian Sahiwal (AFS)
1. Asal-usul : Australian di CSIRO
2. Warna bulu penutup : kombinasi antara warna coklat, merah
dan hitam
3. Kipas ekor : hitam
4. Bobot jantan dewasa :
+ 650 kg/ekor
5. Bobot betina dewasa : + 550 kg/ekor
6. Produksi susu : + 1.400 kg/laktasi
III.d. Sapi Grati :
1. Asal-usul : Grati Jawa Timur pejantan sapi FH import
dikawinkan sapi betina local
(Sapi Jawa dan sapi
Madura).
2. Warna bulu penutup : belang hitam-putih
3. Kipas ekor : hitam
4. Produksi susu : + 2000 liter/laktasi
C. BANGSA/BREED SAPI INDIA (ZEBU CATTLE)
C.1. Ciri-ciri sapi Ongole
1. Synonim : Sapi Nellore
2. Asal-usul :
Madras, India
3. Warna bulu penutup : Putih abu-abu
4. Warna hitam pada gelambir sebelah atas pada : sapi
jantan, pantat bagian
belakang pada sapi
jantan.
5. Postur tubuh : kecil s/d sedang
6. Kelasa/punuk : sedang sampai besar
7. Gelambir : sedang/lebar berlipat-lipat
8. Garis punggung : mula-mula lurus, kemudian meninggi s/d
pangkal ekor
9. Temperament : tenang dan jinak
10. Preputium : agak menggantung
11. Pertumbuhan badan : lambat sampai sedang
12. Type : sebagai tenaga tarik/kerja
13. Tanduk : - Besar pendek pada sapi jantan – kecil panjang
pada sapi betina.
C.2. Ciri-ciri sapi Kankrey
1. Synonim : Sapi
Gujarati
2. Asal-usul : Gujarat utara, India
3. Warna bulu penutup : putih abu-abu
4. Kipas ekor : warna hitam
5. Bentuk tanduk :
membentuk bangunan bulat ke dalam atas
6. Gelambir : tipis,
posisi menggantung berlipat-lipat
C.3. Ciri-ciri sapi Gir :
1. Synonim : Sapi
Surti
2. Asal-usul : pegunungan Gir, India
3. Warna bulu penutup : warna bervariasi, merah
kekuning-kuningan dengan
bercak-bercak
merah hitam atau coklat yang menyebar di seluruh tubuh.
4. Kipas ekor : warna hitam
5. Bentuk kepala :
panjang berdahi lebar, dengan telinga besar dan menggantung.
6. Bentuk tanduk : ukuran sedang dengan arah keluar kepala
ke bawah dan ke
belakang dengan
ujung tanduk ke atas dan ke depan
7. Kelasa/punuk : tumbuh besar
8. Gelambir : tumbuh sedang, berlipat-lipat
C.4. Ciri-ciri sapi Thraparkar :
1. Synonim : White
Sindhi
2. Asal-usul : Thraparkar, India
3. Warna bulu penutup : putih, abu-abu
4. Warna hitam pada :
sapi jantan pada pantat bagian belakang,
kipas ekor
5. Bentuk tanduk :
arah melengkung ke depan dan ke samping
dengan ujung
tanduk tumpul mengarah ke bagian dalam.
6. Kelasa/punuk : tumbuh sedang, tegak kuat.
7. Gelambir : tumbuh sedang, berlipat.
C.5. Ciri-ciri American Brahman :
1. Synonim : Sapi
Brahman
2. Asal-usul : Texas, Amerika Serikat
3. Warna bulu penutup : bervariasi, putih abu-abu, merah
muda, merah tua.
4. Kipas ekor : warna
hitam
5. Bentuk tanduk : tumbuh pendek dan besar pada punggung dan
kecil pada sapi
betina.
6. Kelasa/punuk : tumbuh besar
7. Gelambir : sedang/lebar berlipat-lipat
8. Warna hitam pada : -
bagian leher pada sapi jantan
- bagian paha
bagian belakang
- carpus dan
tarsus ke bawah
9. Komposisi darah : kombinasi dari 4 (empat) derivate sapi
India :
- Ongole
- Krishna Valley
- Gir
- Kankrey
I. BANGSA MURNI (PURE BREED)
I.a. Ciri-ciri sapi Bali
1. Synonim : - Bos
banteng
- Bos sondaicus (sekarang sering disebut
Bibos sondaicus)
2. Asal-usul : Bali, Indonesia (proses domestikasi dari sapi
bibos sondaicus)
3. Warna bulu penutup : - pada sapi betina, merah bata atau
kuning tua
- pada sapi jantan, merah bata pada saat
masih muda,
akan
berwarna hitam setelah dewasa.
4. Warna putih pada :
- bagian atas
bibir
- bagian pantat
belakang, berbentuk oval
- kedua carpus dan
tarsus ke bawah
- bagian dalam
telinga
- bagian garis
perut bawah
Warna hitam pada :
- garis punggung
pada sapi betina (disebut garis belut).
5. Gumba : - tinggi, memanjang
6. Gelambir : tumbuh dari pertengahan leher
7. Telinga : posisi berdiri tampak kuat
8. Tanduk : terdapat
4 (empat) macam type tanduk :
- tipe “congklak”
dan sering disebut tanduk “matador”
kedua ujung tanduk
hampir bertemu
di atas kepala (ke depan).
- tipe “silak”,
kedua ujung tanduk hampir bertemu di atas kepala (ke atas).
- tipe “pondong”,
sering disebut seperti tanduk kerbau, kedua ujung keluar atas.
- tipe “cono”,
kedua ujung ke atas mengarah ke depan seakan-akan sejajar.
9. Variasi warna bulu penutup yang dianggap merupakan
kelainan :
- “Si injin”, yaitu sapi berwarna hitam sejak
dilahirkan, tidak berubah warna
sampai dengan
dewasa.
- “Si mores”, yaitu sapi berwarna merah atau hitam di bagian perut bawah
yang
seharusnya
berwarna putih.
- “Si tutul”,
yaitu sapi berwarna bercak-bercak putih di seluruh bagian tubuh
- “Si bang”, yaitu sapi berwarna merah pada bagian
kaki.
- “Si panjit”,
yaitu sapi berwarna putih pada kipas ekor.
- “Si cundung”,
yaitu sapi berwarna putih pada bagian dahi.
I.B. Ciri-ciri sapi Jawa :
Merupakan
derivate banteng, tetapi sekarang sudah punah karena adanya ongolisasi.
Sisa-sisa sapi Jawa masih dijumpai di Papua Nugini dengan sebutan Javanese
Zebu.
1. Asal-usul : Jawa, Indonesia
2. Bentuk umum :
menyerupai sapi India, hanya lebih kecil
3. Bentuk kepala : lebar dan panjang baik pada sapi jantan
maupun betina
4. Warna bulu penutup : bervariasi, putih abu-abu, coklat
muda tercampur hitam,
dan lain-lain
5. Tanduk : pendek dan besar pada sapi jantan, kecil dan
panjang pada sapi betina
6. Kipas ekor : berwarna hitam
7. Anggota gerak : panjang dan kuat.
8. Jenis punggung : posisi panjang meninggi s/d pangkal ekor.
9. Kelasa/punuk : tumbuh besar sebel
pada sapi jantan dan kecil pada
sapi betina
10. Gelambir : tumbuh besar berlipat pada sapi jantan dan
kecil pada sapi betina
11. Komposisi darah :
diduga hasil persilangan antara sapi India dengan pribumi
12. Bobot badan dewasa jantan : 550 – 755 kg/ekor
13. Bobot badan dewasa betina : 300 – 450 kg/ekor
14. % karkas : + 44,90%
II. BANGSA LOKAL (LOKAL BREED)
Ciri-ciri Sapi
Madura
1. Asal-usul : Madura, Indonesia
2. Bentuk umum : posisi bagian depan lebih besar dari pada
bagian tengah dan
bagian belakang
badan.
3. Bentuk kepala : pendek seperti biji (wedge)
4. Warna bulu penutup :
merah bata/sawo matang, kuning tua baik jantan mapun
betina.
5.Tanduk : kecil panjang baik pada sapi jantan maupun sapi betina,
bentuk/arah
seperti bulan
sabit.
6. Telinga : kecil
posisi lurus ke arah luar.
7. Sikap tubuh : kuat/kekar.
8. Anggota gerak : tampak kering, ringan tapi berat.
9. Jenis punggung : posisi panjang meninggi s/d pangkal ekor.
10. Kelasa/punuk :
bentuk kecil pada yang jantan maupun betina.
11. Gelambir : tidak tumbuh gelambir.
12. Komposisi darah :
diduga memiliki darah Bos sondaicus serta Bos Indicus,
dengan tanda-tanda mendekati sapi bali dan sapi
Ongole.
13. Bobot badan dewasa jantan : 350 – 400 kg/ekor
14. Bobot badan dewasa betina : 175 - 200 kg/ekor
15. % karkas : + 47,90%
II. BANGSA TERNAK KERBAU
Di dalam sistematika ternak kerbau memiliki urutan sebaga berikut :
Phylum : Vertebrata
Clasis :
Mammalia
Ordo : Ungulata
Sub Ordo :
Artiodactyla
Familia :
Bovidae
Sub Familia : Bovidae
Genus :
Bubalus
Sub Genus :
Bubalus-bubalus (kerbau jinak)
Ternak kerbau jinak (Bubalus-bubalus) dibedakan oleh 2 jenis, yaitu
kerbau sungai yang berkembang di India dan Pakistan dan kerbau lumpur yang
berkembang di Philipina, China, Srilangka termasuk Indonesia. Ternak
kerbau jinak tersebut berasal dari kerbau liar yaitu Bubalus-bubalus yang telah
didomestikasi (dijinakkan).
Ciri Umum ternak kerbau
1. Warna bulu penutup : - hitam,
- belang hitam putih,
- putih.
2. Warna kipas ekor : - hitam,
- putih
3. Tanduk : tumbuh melengkung ke samping atas,
kadang-kadang terdapat pula
yang
melengkung ke bawah dengan ujung-ujungnya ke
arah leher.
4. Kerbau putih : asal-usulnya dari Bali dan
Thailand.
5. Pertumbuhan bulu penutup : tumbuh jarang
apabila dibandingkan dengan
pertumbuhan bulu pada ternak sapi.
6. Scrotum : tumbuh lebih kecil apabila
dibandingkan pertumbuhan scrotum pada
ternak sapi.
7. Type : disamping pedaging dan tenaga tarik
dapat pula sebagai penghasil susu (tipe dwiguna = dual purpose).
a. Ciri-ciri Kerbau
Murrah
1. Asal-usul : Haryana dan Bali, India
2. Warna bulu penutup
: hitam, kebiru-biruan
3. Kipas ekor : putih
4. Bentuk kepala :
kecil
5. Tanduk :kecil
bentuknya, tumbuh ke arah atas dan belakang, pendek baik pada
kerbau jantan maupun betina.
6. Pada kerbau betina
: pertumbuhan ambing sedang, dengan putting susu yang
baik, panjang ukurannya.
7. Warna putih pada
bagian depan kepala.
b. Ciri-ciri Kerbau Surti
1. Asal-usul : Gujarat,
India
2. Warna bulu penutup :
coklat muda s/d kelabu perak
3. Tanduk : tumbuh
seperti bulan sabit.
4. Mata : bersinar,
jernih serta tampak menonjol
5. Telinga : ukuran
sedang, posisi menggantung
6. Tanduk : tumbuh bulat
membentuk bulan sabit, bagian ujung tanduk berbelit
seperti kait ujungnya.
7. Leher : tipis ringan
pada kerbau betina, tebal dan berat pada kerbau jantan.
F. BANGSA (BREED) TERNAK KUDA
Di dalam sistematika ternak kuda dibedakan atas :
1. Equiz cobalus occidentalis : terdapat di Eropa Tengah
2. Equiz cobalus orceatalis : terdapat di Asia
3. Equiz cobalus germanicum : terdapat di Eropa utara
4. Equiz cobalus gunelini : terdapat di Eropa Timur
5. Equiz cobalus mangalicus : terdapat di Tiongkok
Ternak kuda dipelihara dengan beberapa tujuan antara lain :
1. Sebagai tenaga tarik/kerja
2. Sebagai tenaga beban
3. Sebagai ternak pacu/balap
4. Sebagai hoby/kesayangan
Sifat-sifat umum ternak kuda :
1. Asal-usul : dari Arab dan Asia
2. Warna bulu dibedakan atas : - warna bulu penutup, - warna
bulu perhiasan
Khusus pada
ternak kuda dibedakan beberapa warna bulu penutup sebagai berikut :
a. Warna putih :
a.1. Putih-sehimmel :
Baik bulu
penutup maupun bulu perhiasan berwarna putih, sedang bagian yang tidak berbulu
berwarna hitam. Termasuk bagian-bagian yang tidak berbulu :
Kuku, bibir, anus, vulva, preputium, kulit.
Untuk daerah
tropic, warna sehimmel sangat digemari, sebab tahan terhadap sinar matahari.
a.2. Putih albino : Baik bulu penutup maupun bulu perhiasan
berwarna putih, sedang bagian-bagian yang tidak berbulu tidak berwarna
(pucat/merah daging).
b. Warna coklat :
- Dragem
- Brown
- Bulu perhiasan berwarna hitam
- Bulu penutup berwarna coklat
- Carpus dan tarsus s/d kuku hitam
c. Warna napas :
- Baik bulu penutup maupun bulu perhiasan coklat, sedang
pada umumnya pada bulu perhiasan warna coklat lebih muda.
- Kuda dragem --Ã kuda napas
Sebab warna = coklat,
namun terjadi tingkah laku/behavior berbeda.
- Dragem tabiat/wataknya > dingin
- Dragem biasa panjang umur.
- Dragem lebih disenangi.
d. Warna kuning :
- Prumpung
- Kembang duren
- Isabel
- Warna pada bulu penutup kuning, sedang bulu perhiasan
warna kuning tampak lebih terang (lebih muda).
- Disebut warna emas, disenangi raja-raja di Pulau Jawa.
e. Warna bopong :
- Bulu penutup berwarna kuning, sedang bulu perhiasan hitam
termasuk dari taqrsus, carpus ke bawah s/.d kuku.
f. Warna hitam :
Semua warna baik :
- Bulu penutup
- Bulu perhiasan
- Bagian-bagian yang tidak berbulu,
warnanya hitam.
Beberapa Sikap Ternak kuda (Posisi kaki depan).
1. Sikap normal :
Sikap anggota
gerak depan, dimana apabila ditarik garis vertical dari pertengahan sendi bahu
(articulatio scapulo humeralis), garis tersebut akan
membagi kedua kaki tersebut, dengan jarak antara kedua kuku (os palangeus)
sebesar kukunya.
2. Sikap lebar
Sikap ternak
dilihat dari depan, dimana apabila garis yang ditarik tegak lurus dari
pertengahan sendi bahu (articulatio scapulo humeralis) akan membagi kedua kuku
sama besar, dengan jarak kedua kukunya melebihi kukunya.
3. Sikap sempit
Sikap ternak
dilihat dari depan, dimana apabila garis yang ditarik vertical dari pertengahan
sendi bahu (articulation scapula
humeralis) akan membagi kedua kuku sama besar, dengan jarak kedua kuku (os phalangeus) kurang/lebih sempit
kukunya.
4. Sikap lebar bawah :
Sikap ternak
dilihat dari depan, dimana apabila ditarik garis tegak lurus dari pertengahan
sendi bahu (articulation scapula
humeralis) maka garis tersebut akan berada di bagian dalam (median) dari posisi kedua kaki depan
tersebut.
5. Sikap sempit bawah :
Sikap ternak
dilihat dari depan, dimana apabila garis yang ditarik garis vertical dari
pertengahan sendi bahu (articulation
scapula humeralis) maka garis tersebut akan berada pada bagian samping luar
(lateral) dari kedua kuku tersebut.
6. Sikap huruf O :
Sikap ternak
dari depan, dimana apabila ditarik garis tegak lurus dari pertengahan sendi
bahu (articulation scapula humeralis)
maka posisi os carpus berada di sebelah lateral garis tersebut.
7. Sikap huruf X :
Sikap ternak
dilihat dari depan, dimana apabila ditarik garis vertical dari pertengahan
sendi bahu (articulation scapula
humeralis) maka posisi os carpus berada di sebelah dalam (median) dari garis tersebut.
CIRI-CIRI KUDA SANDEL :
- Asal-usul : di Pulau Sumba,
Indonesia
- Kepala : bentuknya kecil dengan
profil lurus, bentuk hampir segi empat
- Telinga : pendek, bentuknya agak
lebar dengan banyak gerak
- Kuncung (rambut di atas kepala) :
banyak, tumbuh panjang, dan keriting
- Leher : pendek, kuat dan berotot
tebal
- Mulut : agak lebar
- Mata : besar, bersinar tetapi tenang
- Surai (rambut di atas leher) : agak
pendek, tebal dengan bulu halus
- Gumba : panjang, tingginya sedang
- Ekor : dengan pangkal ekor yang
belakang agak tinggi, posisi ekor pada saat kuda lari diangkat ke atas 20o
- Warna bulu yang paling disukai
dragem dan prumpung
- Tipe : - sebagai kuda balap
- sebagai kida tarik
- sebagai kuda hobi
Ternak kuda di Indonesia pemberian
nama disesuaikan dengan nama-nama daerah misal :
- Kuda Sumba
- Kuda Timor
- Kuda Bali
- Kuda Jawa
- Kuda Batak
- Kuda Sumatra
- Kuda Aceh
- Kuda Sulawesi
4. Latihan-latihan :
a. Berikan contoh ternak yang tergolong di dalam kelompok
ternak besar
b. Berikan contoh sapi potong import
c. Berikan contoh sapi perah import
d. Berikan tanda-tanda kuda Sandel
5. Rangkuman singkat :
Diantara kelompok
ternak besar, maka ternak sapi perah dan sapi potong merupakan ternak yang
besar manfaatnya dalam hal pemenuhan daging untuk manusia, sedang ternak kerbau
dan ternak kuda sifatnya masih sebagai sumber tenaga kerja disamping juga
menyumbangkan komoditas daging untuk manusia. Pengenalan beberapa bangsa sapi,
kerbau serta kuda sangat banyak manfaatnya.
POKOK BAHASAN : BANGSA TERNAK KECIL.
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
a. Mengetahui
tentang maksud bangsa ternak kkecil
b. Mengetahui
manfaat tentang bangsa ternak kecil.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
a. Mampu
menjelaskan Maksud bangsa ternak kecil
b. Mampu
menjelaskan manfaat bangsa
3. Uraian Materi
Dibedakan
atas beberapa kelompok ternak yang termasuk ternak kecil antara lain :
a. Ternak kambing
b. Ternak domba
c. Ternak babi
Sifat-sifat umum Ternak Kambing :
a. Pandai merumput, namun lebih menyukai tanaman hijau yang
letaknya lebih
tinggi dari tanah
(meramban)
b. Sering digolongkan dalam ternak, binatang pegunungan (mountain animals).
c. Dapat berproduksi susu, disamping sebagai pengahasil
daging maupun pupuk
kandang (organic).
d. Type kelahiran : dapat lahir kembar meskipun pada umumnya
lahir tunggal.
e. Memiliki kelenjar bau pada pangkal ekor.
f. Tergolong kambing daerah tropic adalah
1. Kambing Saanen
2. Kambing Toggenburg
3. Kambing British Alphine
MANFAAT KAMBING DI INDONESIA
Ternak
kambing di Indonesia terutama sebagai penyediaan daging, disamping hasil
sampingannya berupa bahan pupuk kandang.
Di beberapa
daerah ternak kambing merupakan perwujudan kesenian daerah, yaitu untuk diadu
kekuatan, atau sering pula dilombakan dari segi keindahan (eksterior tubuh).
Sedang kambing bangsa murni (pure breed)